Apakah kalian sudah tahu apa itu thypoid abdomalis? Thypoid abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya menyerang saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari, serta gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran (Arief, Mansjoer, 2000). Kuman Salmonella thypii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang tercemar. (Soegeng Soegijanto, 2002). Thypoid abdominalis merupakan penyakit infeksi yang bisa dijumpai secara luas didaerah tropis dan subtropis terutama didaerah dengan kualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar hygiene dan sanitasi yang rendah. Beberapa hal yang mempercepat terjadinya penyebaran thypoid abdominalis di negara sedang berkembang adalah adanya perpindahan penduduk, kepadatan penduduk di suatu daerah, sumber air minum dan standar hygiene industri pengelolahan makanan yang masih rendah. Di Indonesia, thypoid abdominalis terdapat dalam keadaan endemik, pasien anak yang ditemukan berumur diatas satu tahun. (Ngastiyah, 2005). Selama ini penyakit thypoid abdominalis masih merupakan masalah kesehatan diberbagai negara tropis, terutama Indonesia, kejadian tifus didunia sekitar 16 juta kasus setiap tahunnya. Di Indonesia kejadian thypoid abdominalis mencapai 760-810 kasus per 100 ribu penduduk per tahun. (Anonim, 2007).

Cara pertumbuhan mikroorganisme Salmonella thypii, yaitu:

  1. Masa tunas, 10 – 20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari.
  2. Selama mikroorganisme tersebut berkembang, mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan kurang.
  3. Demam, pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.
  4. Gangguan pada saluran pencernaan, pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan.
  5. Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi stupor atau koma (kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan).
  6. Pada punggung dan anggota gerakdapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam.

Di samping cara pertumbuhan dari mikroorganisme tadi, ada juga cara penanganannya, yaitu:

a. Perawatan,Pasien thypoid perlu dirawat di Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan, observasi dan diberikan pengobatan yakni :

  • Isolasi pasien, pasien sebaiknya tidak terlalu banyak berinteraksi dengan orang lain yang sehat.
  • Desinfeksi pakaian atau membuat pakaian bersih dari bakteri dan kuman
  • Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia dan lain-lain.
  • Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri kemudian berjalan diruangan.

b. Diet, Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Salah satu contoh makanan yang bisa di konsumsi contohnya seperti tempe. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang lambung dan pencernaan dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan biasa secara teratur dan di perhatikan banyaknya pemberian sesuai dengan kebutuhan hariannya.

c. Obat, Obat anti mikroba yang sering digunakan :

  • Cloramphenicol

Cloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan thypoid.

Dosis untuk anak : 50 – 100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari bebas panas/minimal 14 hari.

  • Kotrimaksasol

Dosis untuk anak : 8 – 20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas panas/minimal 10 hari.

  • Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Cloramphenicol juga diterapi dengan ampicillin 100 mg/kg BB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis.

By admin