BUAH KERSEN
(Muntingia calabura)
Tanaman Kersen (Muntingia calabura) merupakan tanaman asli Amerika Selatan yang telah menyebar hingga wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman Kersen memiliki kanopi yang rindang sehingga sering digunakan sebagai pohon peneduh dan ditanam di tepi-tepi jalan. Pertumbuhan tanaman Kersen cukup cepat dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang panas. Buahnya berbentuk bulat dengan diameter sekitar 2 cm, berwarna merah, beraroma harum, dan berasa manis ketika masak. Kandungan gizi dalam setiap 100 gram buah kersen masak antara lain: 76,3 g air; 2,1 g protein; 2,3 g lemak; 17,9 g karbohidrat; 6,0 g serat; 125 mg kalsium; 94 mg fosfor; 0,015 mg vitamin A; 90 mg vitamin C; dan 380 kJ energi (Rahman et. al., 2010)
Tanaman kersen dinyatakan memiliki manfaat yang tinggi sebagai tanaman obat. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian pada kulit batang, buah maupun daun kersen yang dinyatakan mengandung senyawa protein, flavonoid, asam askorbat, polifenol, dan alfatokoferol (Azmathulla dkk., 2015), sedangkan pada akar buah kersen itu sendiri diketahui pula mengandung senyawa flavonoid (Kaneda dkk., 1991).
Menurut Verdayanti (2009), kersen merupakan salah satu tanaman yang diduga memiliki substansi aktif sebagai anti diabetes yaitu asam askorbat, serat, niasin dan betakaroten. Menurut Priharjanti (2007) dan Zakaria dkk (2011), kersen mengandung flavonoid, tannin, triterpene, saponin, polifenol yang menunjukkan adanya aktivitas antioksidatif. Haki (2009), menyatakan bahwa daun kersen memiliki senyawa fitokimia yang menunjukkan aktivitas antioksidatif dan antimikrobia. Macam-macam flavonoid tersebut: flavon, flavonon, flavan, dan biflavan. Daun kersen juga mempunyai banyak khasiat di antaranya sebagai anti septik, anti inflamasi, anti tumor, dan anti asam urat (Esty dan Hariyatmi, 2013).
Flavonoid dapat berfungsi sebagai antimikrobia, antivirus, antioksidan, antihipertensi, merangsang pembentukan estrogen dan mengobati gangguan fungsi hati (Binawati dan Amilah, (2013). Bertindak terhadap peroksida lipid yang ditimbulkan oleh radikal bebas menjadi berkurang sehingga fungsi membran sel tetap terjaga (Hodgsons dan Levi, 2000). Flavonoid merupakan senyawa fenol mempunyai ciri adanya cincin piran yang menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah satu cincin benzena (Robinson, 1995), merupakan senyawa yang larut air. Ikatan flavonoid dengan gula menyebabkan banyaknya bentuk kombinasi yang dapat terjadi di dalam tumbuhan sehingga pada tumbuhan jarang ditemukan dalam keadaan tunggal (Harbopne, 1987). Tanin merupakan senyawa fenol, sebagai senyawa metabolit sekunder pada tanaman tingkat tinggi yang tidak mengandung gugus nitrogen dan merupakan senyawa organik kompleks (Atal dan Kapur, 1982). Triterpenoid tersusun dari rantai panjang hidrokarbon C30 yang menyebabkan sifatnya nonpolar. Senyawa triterpenoid dapat terikat dengan gugus gula sehingga akan dapat tertarik oleh pelarut yang bersifat semipolar (Kristanti, dkk., 2009). Saponin merupakan glikosida alami yang terikat dengan steroid alkaloid atau triterpena, mempunyai efek farmakologis seperti imunomodulator, antitumor, antiinflamasi, anti jamur, anti virus, hipoglikemik dan hipokolesterol. Sifat saponin beragam seperti terasa manis, pahit, dapat berbentuk buih, dapat menstabilkan emulsi dan dapat menyebabkan haemolisis (Robinson, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Ami, M. S., Faizah, M., & Fithriyah, Z. (2019). Potensi Sari Buah Kersen (Muntingia calabura) sebagai Bahan Baku Nata. Agrosaintifika : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian , 1(2), 43-46. Dilihat 15 Januari 2021. < http://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/agriwarta/article/view/348>
Laswati, D. T., Ika Sundari, N. R., & Anggraini, O. (2017). Pemanfaatan Kersen (muntingia calabura l.) Sebagai Alternatif Produk Olahan Pangan: Sifat Kimia dan Sensoris. Jurnal JITIPARI , 4, 127-134. Dilihat 15 Januari 2021. < http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/jtpr/article/download/1899/1688>
- R. M. Senet, I. G. (2018). Penentuan Kandungan Total Flavonoid Dan Total Fenol Dari Akar Kersen (Mutingia Calabura) Serta Aktivitasnya Sebagai Antioksidan. JURNAL KIMIA , 12(1) , 13-18. Dilihat 15 Januari 2021. < https://ocs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/view/37321>
Natania, Susanto, M., & Cahyana, A. H. (2019). Pengaruh Fermentasi Bakteri Asam Laktat Terhadap Aktivitas Antioksidan Dan Kadar Antosianin Buah Duwet (Syzygium Cumini). FaST- Jurnal Sains dan Teknologi , 3(2), 17-26. Dilihat 15 Januari 2021. <http://ojs.uph.edu/index.php/FaSTJST/article/view/1960>
Wati, A. F., Ina, P. T., & Sugitha, I. M. (2018). Aplikasi Perbandingan Sari Buah Duwet (Syzygium Cumini) Dan Air Dalam Pembuatan Jely Drink. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology) , 5(2), 104 – 111. Dilihat 15 Januari 2021. < https://ojs.unud.ac.id/index.php/pangan/article/download/51473/30482>