Masa Remaja adalah masa dimana pertumbuhan fisik benar-benar berkembang dengan pesat. Hal ini berhubungan dengan perubahan hormon, kognitif dan emosional yang membuat remaja menjadi periode kehidupan yang labil dan rentan. Adanya perubahan sifat, tingkah laku dan pola makan yang mana perilaku dan kebiasaan yang positif. Selain itu, khususnya, lebih adaptif terhadap perubahan baru mengingat meneliti pola makan remaja dapat mencerminkan perubahan yang terjadi pada masyarakat terutama bagi negara yang mengalami permasalahan pada status gizi. Oleh karena itu, sangat berpengaruh terhadap kualitas gizi remaja yang saat ini acuh tak acuh terhadap pola makan yang sehat. Hal ini dapat dilihat dari kegemaran mereka mengkonsumsi junk food.

Junk food didefinisikan sebagai makanan yang tidak bergizi dan tidak baik untuk tubuh. Secara harfiah, junk diartikan sebagai sampah atau rongsokan sedangkan food diartikan sebagai makanan, sehingga dapat diartikan sebagai “makanan sampah”. Istilah ini diambil karena makanan tersebut tidak mengandung gizi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia terlebih pada usia remaja. Junkfood yang dikonsumsi di setiap harinya dalam jumah yang banyak akan menyebabkan masalah gizi dan berpengaruh terhadap penurunan kesahatan.

Menurut Organisasi Kesehatan dunia (WHO) menyebutkan beberapa golongan makanan termasuk dalam kategori junkfood yang berbahaya jika di konsumsi secara berlebihan yaitu ; (a) makanan olahan, yaitu makanan yang telah melewati proses tertentu, seperti pembekuan, pengalengan, makanan yang dibakar atau sebagainya. Makanan ini mengandung kadar natrium, gula dan lemak.(b) Makanan yang mengandung bahan pengawet merupakan makanan yang mengandung bahan-bahan sintesis atau alami dengan tujuan membuat makanan dapat disimpan dalam waktu lebih lama tanpa adanya perubahan sehingga masih bisa di konsumsi. Makanan tersebut jika di konsumsi secara berlebihan dan secara terus-menerus maka akan berdampak serius terhadap kesahatan tubuh. Terutama dengan melihat kandungan pada junk food yang dikonsumsi tanpa disadari memiliki kandungan yang menimbulkan penyakit diantaranya : (1) Adanya zat adiktif yang umumnya digunakan agar mutu dan ketabilan makanan tetap terjaga. Zat aditif merupakan zat yang sering digunakan dalam makanan tersebut adalah penyedap rasa (monosodium glutamate) dan pengawet. Zat aditif yang terkandung dalam pengawet bisa mengakibatkan kerusakan hati hingga kanker hati jika dikonsumsi secara berlebihan. (2) Sodium yang merupakan bagian dari garam yang dapat meningkatkan aliran darah sehingga menimbulkan hipertensi dan akan berpengaruh munculnya gangguan ginjal hingga stroke. (3) Lemak jenuh yang sangat tinggi akan menimbulkan kanker seperti kanker usus dan kanker payudara. Lemak jenuh juga merupakan zat yang merangsang hati dan memproduksi banyak kolestrol. (4) Kadar Gula tinggi yang dapat menyebabkan diabetes, obesitas dan kerusakan gigi.

Dengan melihat kandungan pada junk food tersebut mampu memberikan dampak bagi tubuh. Terlebih remeja yang menjadikan junk food sebagai salah satu alternatif makanan yang cepat dalam penyajiannya, dengan harga yang ramah di dukung dengan fasilitas tehnologi yang cepat mampu memberikan kegemaran yang meningkat untuk terus mengkonsumsi junk food. Makanan yang tidak dalam pengendalian salah satunya junk food akan berpengaruh terhadap kesehatan dan masalah gizi pada tubuh diantaranya

  1. Overweight (Gizi Lebih)

Kondisi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan atau pun tidak normal yang dapat menimbulkan risiko kesehatan merupakan pengertian dari overweight (kegemukan) dan obesitas. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriani (2018) ditemukan adanya hubungan antara konsumsi junk food dengan gizi lebih. Junk food tersebut biasanya mengandung terigu yang tidak sedikit dan diolah dengan minyak banyak sehingga mengandung kalori, lemak, gula, serta natrium yang tinggi namun rendah serat serta vitamin dan mineral, sedangkan remaja lebih menyukai makanan rendah nilai gizi seperti makanan cepat saji sehingga remaja kehilangan keinginan untuk mengkonsumsi makanan yang lebih bergizi. Dengan Frekuensi konsumsi junk food yang tinggi dapat menyebabkan adanya tumpukan lemak yang berlebih di dalam tubuh sehingga pada akhirnya akan berakibat pada peningkatan massa tubuh hingga status gizi.

  1. Obesitas (Kegemukann)

Obesitas adalah keadaan  dimana menumpuknya lemak ditubuh yang sangat banyak akibat kalori yang masuk lebih banyak dibandingkan dengan kalori yang dibakar. Obesitas merupakan penyakit serius yang dapat memicu timbulnya penyakit kardiovakular, seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, bahkan strok Laki-laki bisa dikatakan obesitas jika kelebihan lemak tubuh sebesar 25% atau pada wanita sebanyak 35%. Hal tersebut menjadikan indeks Massa Tubuh (IMT) seorang mengalami peningkatan dari jumlah normal.

Berat badan bisa mengalami penambahan yang tidak sehat karena salah satunya sering mengkonsumsi junk food. Obesitas dapat terjadi pada sesorang jika lemak yang didapat dari makanan cepat saji tidak di barengi dengan melakukan olahraga, sehingga lemak dalam tubuh akan tersimpan. Kebanyakan obesitas dialami oleh remaja laki-laki dari pada remaja putri karena remaja putri memiliki pengetahuan yang luas tentang diet dan lebih memperhatikan berat badannya.

Seseorang bisa mengalami masalah gizi bukan hanya faktor junkfood saja tetapi juga ada faktor eksternal seperti pengaruh durasi tidur dan management strees serta pola aktivitas juga di perhatikan.          Mengetahui kandungan junkfood yang tinggi akan garam, lemak, gula dan energi harus di seimbangi dengan kebutuhan zat gizi. Agar kita bisa tercukupi kebutuuhan zat gizi pada tubuh.

  1. Munculnya penyakit degeneratif

Overweight (gizi lebih) dan obesitas (kegemukan) serta dapat menimbulkan masalah gizi lainnya pada remaja. Mengkonsumsi junk food juga dapat mengganggu dan merusak kesehatan, yakni dapat mengakibatakan peningkatan lemak badan yang tidak seimbang, sehingga bisa terjadi penuaan dini, peningkatan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, hingga kanker.

 

Daftar Pustaka

Aminah, I. M., Penguji, M. K., & Sudja, M. K. M. I. M. F. A. (2015). … Iklan Makanan Di Televisi,Pengetahuan Junk Food, Dan Frekuensi Konsumsi Junk Food Pada Siswa Sekolah Dasar  Negeri 1 Cibereum.

Budiarti, A., & Utami, M. P. P. (2021). Konsumsi Makanan Cepat Saji Pada Remaja Di Surabaya. Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA11(2), 8-14.

Simpatik, R. H., Purwaningtyas, D. R., & Dhanny, D. R. (2023). Hubungan Kualitas Tidur, Tingkat Stres, dan Konsumsi Junk Food dengan Gizi Lebih pada Remaja As-Syafi’iyah 02 Jatiwaringin. Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF)4(1), 46-55.

Tanjung, N. U., Amira, A. P., Muthmainah, N., & Rahma, S. (2022). Junk food dan kaitannya dengan kejadian gizi lebih pada remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat: Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat14(3), 133-14

Fitrianti, D., Mardhiati, R., & Novianus, C. (2023). DETERMINANTS OF FAST FOOD CONSUMPTION BEHAVIOR IN ADOLESCENTS IN THE CITY OF JAKARTA. Jurnal Riset Kesehatan12(1), 1-7.

By admin