Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tanaman obat-obatan tradisionil yang mempunyai zat gizi tinggi, sebagai antibakteri, dan mengandung beta karoten sebagai zat aktif warna karkas. Senyawa fitokimia yang terkandung di dalamnya adalah : saponin, flavonoid, dan tanin, isoflavonoid yang menyerupai estrogen ternyata mampu memperlambat berkurangnya massa tulang (osteomalasia), sedangkan saponin terbukti berkhasiat sebagai antikanker, antimikroba,dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh (Santoso, 2009).

Daun katuk merupakan salah satu jenis sayuran yang mudah diperoleh di setiap pasar, baik pasar tradisional maupun swalayan. Ditinjau dari kandungan gizinya, daun katuk merupakan jenis sayuran hijau yang banyak manfaat bagi kesehatan dan pertumbuhan badan. Di dalam daun katuk terdapat cukup banyak kandungan kalori, protein, kalsium, zat besi, fosfor dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Daun katuk bisa perlancar asi fakta atau mitos ?

Banyak anggapan yang berkembang di masyarakat soal cara meningkatkan produksi air susu ibu (ASI), salah satunya dengan mengonsumsi ekstrak daun katuk. Ya, selama ini daun katuk dipercaya dapat memperlancar produksi ASI ini sudah dilakukan penelitian, bahwa ibu yang mengonsumsi ekstrak daun katuk mengalami kenaikan produksi ASI sampai melebihi kebutuhan bayinya.

Daun katuk mengandung hampir 7% protein dan 19% serat kasar, vitamin |K, pro-vitamin A ( beta karotin, Vitmin B dan C. Mineral yang dikandung adalah Kalsium (2,8%) zat besi, kalium, fosfor dan magnesium. Perlu diketahui bahwa daun katuk ini juga mengandung papaverina, yaitu suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu (opium). Dimana adanya kandungan alkaloid dan sterol yang terdapat didalam ekstrak daun katuk itulah yang dapat mempengaruhi peningkatan produksi ASI. Warna daun katuk yang hijau gelap menunjukkan kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk mempunyai sifat yang khas yaitu manis, mendinginkan dan membersihkan darah, khasiat antipiretik dan laktagog.

Tak hanya sebagai pelancar ASI, daun katuk juga memiliki manfaat lain seperti mengatasi anemia, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan mata, meningkatkan vitalitas pria, menjaga kepadatan tulang, mengobati luka, cegah osteoporosis, pengobatan influenza, dan baik untuk ibu hamil.

Selain memiliki banyak khasiat, konsumsi daun katuk yang berlebihan juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan, jadi konsumsi daun katuk juga harus dibatasi, karena daun katuk juga memiliki papaverina, yang merupakan alkaloid yang juga terkandung dalam opium, jadi jikan konsumsi berlebihan akan menyebabkan keracunan bahkan kematian.

 

Sumber :

jurnal.poltekes-solo.ac.id ( E Suwanti, 2016, pengaruh konsumsi ekstrak daun katuk terhadap kecukupan ASI pada ibu menyusui di klaten)

doktersehat.com/

By admin