KASTRAT TIME
Triple Burden Of Malnutrition? Bagaimana Hal tersebut dapat Diatasi?
Kualitas anak menjadi faktor kunci dalam menentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Pembentukan sumber daya manusia yang unggul sangat bergantung pada pemenuhan kebutuhan gizi. Kurangnya status gizi yang berkelanjutan dapat menghasilkan berbagai masalah gizi, terutama dalam bentuk beban ganda malnutrisi atau triple burden of malnutrition yang merupakan kondisi terjadinya permasalahan terkait zat gizi.
Yang termasuk dalam Triple Burden Of Malnutrition yaitu sebagai berikut :
- Kekurangan Zat Gizi seperti stunting, wasting ataupun underweight.
- Kelebihan Zat Gizi seperti overweight atau obesitas.
- Defisiensi Mikronutrien seperti KVA (Kekurangan Vitamin A), GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium), anemia, dsb.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, Indonesia memiliki angka dari Triple Burden of Malnutrtion yang cukup tinggi yaitu 25,7% remaja usia 13-15 tahun dan 26,9% remaja usia 16-18 tahun dengan status gizi pendek dan sangat pendek. Selain itu terdapat 8,7% remaja usia 13-15 tahun dan 8,1% remaja usia 16-18 tahun dengan kondisi kurus dan sangat kurus. Sedangkan prevalensi berat badan lebih dan obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15 tahun dan 13,5% pada remaja usia 16-18 tahun (Kemenkes RI, 2020).
Sebagai mahasiswa gizi, kita tentunya harus tahu bagaimana untuk menyikapi hal tersebut. Permasalahan terkait gizi dan kesehatan ibu, anak, serta remaja sangat penting untuk segera dicegah dan ditangani. Terutama permasalahan gizi pada remaja yang merupakan langkah awal dan penting untuk mendapatkan generasi emas. Tentunya pencegahan dini dari beban masalah gizi sangat perlu untuk segera diberikan karena jika tidak, maka akan memberikan dampak buruk untuk generasi yang akan datang.
Triple burden of malnutrition ini dapat terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan memadai seperti protein, energi, vitamin dan mineral yang seharusnya memiliki peran penting dalam pertumbuhan manusia. Sementara itu, kelebihan zat gizi terjadi saat asupan energi yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak dari yang seharusnya dibutuhkan dan juga didukung dengan pola hidup yang tidak sehat. Penyebab dari triple burden of malnutrition ada bermacam-macam seperti karena perubahan pola makan, ketidakseimbangan sosial ekonomi dan bisa juga disebabkan oleh lingkungan.
Bukan hal mudah dan instan untuk mengatasi triple burden of malnutrition, butuh kerjasama dan koordinasi baik dari pemerintah, tenaga kesehatan, Lembaga Swadaya Masyarakat maupun dari masyarakat itu sendiri. Berikut beberapa cara untuk mengatasi triple burden of malnutrition:
- Kebijakan untuk pemerataan pangan
- Penigkatan ekonomi masyarakat
- Pemerataan pelayanan kesehatan
- Pemberian edukasi gizi pada seluruh lapisan masyarakat
- Pengadaan intervensi gizi dan kesehatan
REFERENSI
Effendy, D. S. dkk. (2023). Peningkatan Pengetahuan dan Kapabilitas Ibu Melalui Program Cegah Tangkal Triple Burden Malnutrition. Indonesia Berdaya, 4 (4): 1493-1500.
Fadlilah, S. H. dkk. (2024). Edukasi Pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping-ASI) yang Tepat untuk Mencegah Malnutrisi pada Balita di Desa Linggasari. Jurnal Pendidikan Masyarakat, 1 (2): 98-108.
Hasyim, D. I. dkk. (2021). Asuhan Kebidanan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Balita dengan Wasting. Muhammadiyah Journal of Midwifery, 2 (1): 34-39.
Masitah, R. dan Sulistyadewi, N. (2021). Hubungan Frekuensi dan Durasi Penggunaan Instagram dengan Perilaku Pemilihan Makana Jajanan pada Remaja. Jurnal Kesehatan, 9 (3):173-180.
Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11 (1): 225-229.