Anemia merupakan masalah gizi utama di Indonesia khususnya anemia defisiensi besi. Anemia paling banyak dialami oleh anak-anak sekolah khususnya remaja. Anemia adalah kekurangan zat gizi makro (protein) dan zat gizi mikro terutama zat besi. Zat besi adalah salah satu zat yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal dengan hemoglobin. Sel darah merah dibutuhkan oleh tubuh untuk menyimpan dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh organ ditubuh. Selain itu, sel darah merah juga berperan dalam pembuangan karbondioksida (CO2) dari sel-sel tubuh diparu-paru. Jadi ketika tubuh manusia kekurangan sel darah merah maka penyebaran oksigen akan terganggu.

Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi anemia di dunia berkisar 40- 88%. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% sedangkan penderita anemia berumur 15- 24 tahun sebesar 18,4% (Kemenkes RI, 2011). Wanita lebih beresiko terkena anemia terutama pada remaja putri. Remaja putri sangat rentan kekurangan zat besi karena menstruasi, pertumbuhan yang cepat, dan peningkatan kebutuhan zat besi jaringan. Di lain itu, pihak remaja putri merupakan calon ibu yang bila tidak mencukupi kebutuhan Fe di masa remaja, akan berdampak di masa selanjutnya.

  • Faktor yang mempengaruhi anemia pada remaja putri:

Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi status anemia remaja diantaranya yaitu

  1. Pengetahuan gizi

Pengetahuan gizi adalah pemahaman mengenai makanan dan komponen zat gizi, sumber zat gizi pada bahan makanan, makanan yang aman dikonsumsi yang tidak menimbulkan penyakit serta cara untuk mengolah bahan makanan yang tepat agar kandungan zat gizi dalam bahan makanan tidak hilang serta pola hidup sehat.

  1. Pola makan

Pola makan merupakan berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan adalah bagaimana cara suatu makanan diperoleh, jenis makanan yang dikonsumsi, atau frekuensi makan dari seseorang. Pola makan sering kali tidak teratur, jarang makan pagi maupun makan siang, akibatnya remaja putri sering lemas dan tidak semangat dalam proses belajar. Hal ini dikarenakan pada usia remaja sering berpola makan yang salah atau pembatasan makanan tinggi Fe, pengetahuan ibu sebagai penyedia makanan di rumah tangga, pengetahuan remaja putri, pengaruh lingkungan, serta status gizi remaja tersebut (Suryani, 2015). Pola makan yang tidak teratur seperti salah satunya mengkonsumsi protein hewani yang kurang akan menyebabkan turunnya kadar hemoglobin remaja putri dan berdampak pada anemia (Sandra, 2004).

  1. Kepatuhan konsumsi tablet Fe.

Kepatuhan adalah suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak menaati peraturan ke perilaku yang menaati peraturan.Masalah kepatuhan merupakan kendala utama suplementasi besi harian, karena itu suplementasi mingguan sebagai alternatif untuk mengurangi masalah kepatuhan tersebut. Untuk menjaga kepatuhan konsumsi suplemen besi, dapat dilakukan dengan berbagai upaya seperti memberikan sosialisasi,atau  mengonsumsi suplemen besi langsung di depan petugas.

Akibat mengalami anemia :

  • Konsentrasi belajar menurun
  • Pertumbuhan badan tidak mencapai optimal
  • Menurunkan kemampuan fisik dan mengakibatkan wajah menjadi pucat

Cara mencegah dan menanggulangi anemia :

a. Pemberian tablet tambah darah (TTD).

Tablet tambah darah sangat penting bagi remaja, karena di dalam tablet tambah darah terdapat kandungan yang setara dengan 400 mcg asam sulfat dan 60 mg besi elemental yang dapat membantu menggantikan sel darah merah yang hilang. Pemberian tablet tambah darah telah dilakukan oleh Dinas Puskesmas berupa 4 tablet yang dikonsumsi selama 1 bulan, setiap 1 tablet dikonsumsi selama 1 minggu

b. Konsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi, baik dari lauk hewani protein maupun lauk nabati. (Konsumsi makanan bergizi)

Sumber makanan zat besi merupakan makanan hewani, seperti ayam, daging dan ikan. Sumber yang lainnya yaitu telur, serealia tumbuk, kacang- kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Selain jumlah zat besi yang harus diperhatikan, hal lain adalah kualitas makanan pada umumnya zat besi didalam ayam, daging dan ikan memiliki ketersediaan biologik sedang, dan besi yang berada didalam sayuran seperti bayam memiliki ketersediaan biologik rendah. Sebaiknya lebih diperhatikan untuk mengkombinasikan makanan sehari-hari, yang terdiri dari campuran sumber besi yang berasal dari hewan dan tumbuhtumbuhan serta sumber zat gizi lainnya yang dapat membantu absorpsi didalam tubuh (Sahlan, 2011).

c. Banyak konsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin c

Untuk meningkatkan penyerapan zat besi , kita perlu mengkonsumsi  buah-buahan yang mengandung vitamin c seperti jeruk, pepaya, mangga, jambu, dan lain-lain.

Mengapa remaja putri harus mengkonsumsi tablet tambah darah?

Ketika remaja putri sedang mengalami haid akan kehilang darah dan zat besi yang mengakibatkan tubuh terserang  5L : lemah, letih, lesu, lelah, dan lunglai. Karena itu memperlukan tablet tambah darah untuk mengganti zat besi yang hilang selama masa menstruasi. Yang perlu diperhatikan saat mengkonsumsi tablet tambah darah yaitu Konsumsi tablet tambah darah menggunakan air putih, jangan menggunakan teh, susu, kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Sehingga manfaatnya menjadi berkurang.

Efek samping konsumsi tablet tambah darah :

  • Perut terasa tidak enak
  • Mual-mual
  • Susah buang air besar
  • Feses berwarna hitam

Untuk mengurangi efek samping minum TTD setelah makan malam menjelang tidur, efek samping yang terjadi tidaklah berbahaya dan tubuh kita akan menyesuaikan sehingga efek samping akan berkurang dengan sendirinya.

Daftar pustaka

Nelda Amir1 , Kusharisupeni Djokosujono. 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada Remaja Putri di Indonesia: Literatur Review.Jurnal Kedokteran dan kesehatan : Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Departemen Gizi Universitas Indonesia

Retno Desita Putri, Betty Yosephin Simanjuntak,& Kusdalinah. 2017. Pengetahuan Gizi, Pola Makan, dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kejadian Anemia Remaja Putri. Jurnal Kesehatan: Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu.

Ayo Sehat Kementrian Kesehatan RI. 2018. “Edukasi Tablet Tambah Darah”,Youtube. Available at: https://youtu.be/Oz68Kn2VdNE. Diakses pada 28 Juni 2023.

By admin